Air payau memiliki salinitas antara bahwa air tawar dan air laut. Perairan payau berkembang melalui pencampuran air asin dan air tawar. Hal ini terjadi sebagian besar di dekat pantai lautan di muara pantai (bagian hilir sungai di mana ia mengalir ke lautan) atau rawa-rawa garam yang sering dibanjiri arus laut karena naik dan turunnya pasang.
Sebagian besar spesies dapat mentolerir baik air asin atau air tawar, tetapi tidak keduanya. Organisme yang hidup di habitat payau harus toleran terhadap berbagai konsentrasi garam. Ikan kecil yang dikenal sebagai killifish adalah penduduk umum muara, di mana dalam setiap hari konsentrasi garam dalam kolam pasang surut dan sungai dapat bervariasi dari yang air tawar dengan laut terbuka. Selama migrasi pemijahan mereka, salmon dan belut mengalami berbagai konsentrasi garam ketika mereka bergerak melalui semua tiga lingkungan air: air laut, air payau, dan air tawar.
1. air payau yang terletak pada muara sungai dan pantai
Sungai yang membawa air tawar dari daratan akan bermuara di pantai, sehingga air tersebut bercampur dengan air laut membentuk air payau. Akibatnya perairan di sekitar muara sungai bersifat payau. Berbeda dengan air tawar dan air laut, air payau memiliki salinitas dengan kisaran yang sangat lebar, yakni berkisar antara 6-29 ppt. Perairan payau memiliki salinitas yang berfluktuasi dan dengan kisaran yang sangat lebar. Kondisi demikian membentuk komunitas biota (darat dan air) yang khas. Kadar salinitas air payau di muara sungai dan pantai dekat muara sungai dipengaruhi dengan beberapa faktor yaitu: musim, kisaran pasang surut air laut, topografi pantai, dan sifat sungai. Pada saat musin turun hujan, volume dan debit air sungai yang mempunyai sifat tawar meningkat, itu akan menyebabkan perairan di sekitar muara sungai dan pantai yang dekat dengan muara sungai menjadi bersifat payau yang cenderung lebih tawar (salinitas 0-10 ppt). begitu juga Sebaliknya, di saat musim kemarau ketika volume dan debit air sungai kurang, maka akan menyebabkan air di sekitar muara sungai dan pantai dekat muara sungai menjadi bersifat payau yang cenderung lebih asin (salinitas berkisar antara 25-35 ppt).
2. air payau yang ada di rawa-rawa
Rawa payau adalah genangan air yang terbentuk akibat adanya cekungan di belakang garis pantai yang digenangi air saat pasang air laut. Pada saat surut, air tersebut tetap berada dalam cekungan(kubangan) akibat tertahan oleh pantai. Elevasi pantai lebih tinggi dari dasar rawa payau akibat sedimentasi atau proses alamiah. Selain oleh pengaruh pasang surut air laut, penggenangan (inundasi) rawa payau bisa disebabkan oleh adanya saluran sempit yang menghubungkan rawa tersebut dengan laut. Berbeda dengan air payau pada muara sengai dan pantai, perairan rawa payau, airnya bersifat stagnan. Salinitas perairan rawa payau dipengaruhi oleh kondisi perairan yang menjadi sumber air (muara, pantai, sungai) dan musim.
3. air payau yang berada di paluh
Paluh adalah perairan laut yang menjorok jauh ke dalam daratan hingga membentuk seperti sungai. terkadang air tersebut bermuara kembali ke laut sehingga seperti mengelilingi sebuah pulau yang masuk ke daratan. Perairan paluh tidak berhubungan dengan sungai besar, sehingga tidak memiliki sumber air tawar yang besar. akan tetapi perairan paluh pada umumnya berifat payau akibat besarnya pengaruh daratan (teresterial). Perairan ini bersifat payau yang cenderung asin. Perairan ini cenderung stagnan dan sirkulasi air terjadi akibat adanya tenaga pasang surut air laut.
ada juga manfaat dari air payau ini:
1. air payau untuk digunakan budidaya ikan seperti:ikan bandeng,beberapa ikan patin dan kerapu juga dibudidayakan disini.
2. Mengatur keseimbangan air. Ekosistem ini dapat menampung dan memperlambat aliran air, sehingga dapat mencegah banjir ataupun mengisi air tanah, serta mencegah masukknya (intrusi) air laut ke darat.
3. Tempat olahraga, rekreasi, dan pariwisata: tempat memancing, arum jeram, dan lain-lain.
yang paling menakjubkan lagi ada laut yang mempunyai 2 jenis air yaitu air tawar dan air asin, dan kedua air tersebut tidak bercampur. air asin yang terletak diatas atau di permukaan laut, sedangkan air tawar terletak di bawah laut yang dalam dan persis di bawah air asin. yang menemukan adalah Oceanographer terkenal dari Perancis, J.Costeau, meneliti Laut Atlantik dan menemukan bahwa lautan ini memiliki tingkat keasinan dan kepekatan serta flora dan faunanya sendiri yang berbeda dari Laut Mediterania. Dan kemudian meneliti titik pertemuan kedua lautan tersebut di Selat Gibraltar
Post a Comment